Sabtu, 27 Agustus 2016

TERNAK BELUT

ternak belut

Di alam, belut ditangkap secar musiman. Artinya, pengakapan belut tidak dilakukan secara rutin sepanjang tahun. Perburuan belut biasanya paling banyak dilakukan pada waktu musim tanam padi  dan berakhir setelah tanaman padi berumur 1-1,5 bulan. Pengkapan dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti ngobor, pasang poso/bubu, ngurek, sero atau mengkap dengan tangan saja. Dikalangan pemburu belut, para pemburu belut lazim disebut looker.



A.     Ngobor Belut


ternak belut
ngobor belut

Penangkapan belut secara ngobor tidak bisa dilakukan disembarang waktu, perlu dipilih keadaan cuaca yang menguntungkan. Pada malam hari, belut tidak akan keluar dari sarang apabila hujan, angin bertiup kencang, serta pada saat terang bulan. Penangkapan belut dengan ngobor biasanya dilakukan pukul 20.00 sampai pukul 24.00. akan tetapi ada juga yang melakukannya sampai pukul 02.00 dini hari. Penangkapan belut secara ngobor memerlukan peralatan sebagai berikut.

1.       Lampu petromaks atau obor minyak tanah
Alat penerangan ini sangat penting karena tanpa bantuan cahaya pasti akan sulit bagi pemburu untuk menangkap belut buruannya. Bagi belut yang berkeliaran pada malam hari diatas permukaan lumpur sawah akan mendadak berhenti bila terkena cahaya. Saat demikian merupakan kesempatan yang bagus bagi para pemburu untuk  menangkap belut secara mudah
2.       Alat pemukul dari kayu
Alat pemukul berguna untuk memukul belut, tetapi jangan terlalu keras. Belut cukup dibuat klenger alias pingsan. Jika belut dipukul keras sampai mati, akan membuatnya mudah rusak dan membusuk selanjutnya, belut dipungut dengan tangan. Bagi yang sudah ahli, menangkap belut jarang sekali menggunakan pukulan. Belut cukup dipegang kepalanya dengan tangan, lalu langsung dimasukkan kedalam ember.
3.       Ember berisi air
Ember dan air berfungsi sebagai alat penampung hasil tangkapan. Air dapat mempercepat belut siuman dari pingsan. Volume air diember sekitar 1/3 dari ketinggian ember.

Berburu belut secara ngobor paling tidak dilakukan oleh 2-3 orang. Mereka berjalan dipetak-petak sawah secara berderet. Satu orang memegang lampu, sedangkan lainnya sebagai penangkap atau pemegang ember.
                Pada malam hari, belut tidak bersembunyi di liang, tetapi kelur dengan posisi menelentang santai diatas permukaan lumpur sawah dan masih dibawah permukaan air. Bagian perut menghadap ke atas. Ciri, sifat, sifat dan warna belut yang kekuning-kuningan ini sangat membantu pemburu belut dalam membedakan ikan berlendir ini dengan ular.
                Ketika perburuan pada satu petak sawah selesai, selanjutnya berpindah pada petak sawah lainnya. Penangkapan belut dengan cara ngobor ini banyak dilakukan didaerah persawahan sepanjang Pantura (pantai utara jawa), seperti Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.


B.      Ngurek Belut


ternak belut
ngurek belut
Belut juga bisa ditangkap dengan pancing tanpa tangkai, jadi cukup senar dan mata pancing saja. Umpan yang dipakai menggunakan cacing atau anak katak. Umpan di ikat pada mata kail, lalu langsung dimasukkan pada lubang persembunyian belut.
                Memancing belut serupa itu bisa dilakukan kapan saja, pagi, siang atau sore hari. Biasanya, hasil yang diperoleh berupa belut yang berukuran besar dengan panjang lebih dari 30cm. Kegiatan ini biasanya akan diperoleh belut yang teluka karena mata kail yang dipakai. Oleh karena itu, biasanya belut hasil pancingan ini akan dikonsumsi sendiri. Kegiatan ngurek ini sering dilakukan oleh anak gembala sambil menjaga gembalaannya.



C.      Bubu Belut


ternak belut
Bubu Belut

Cara lain menangkap belut adalah dengan cara memasang bubu atau poso. Bubu atau poso adalah perangkap ikan yang terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk bumbung. Alat penangkap ikan ini bisa dibuat dengan satu atau dua pintu
                Untuk menarik perhatian belut, didalam bubu diberi umpan berupa segumpal cacing, umpan cacing ditusuk dengan tangkai rumput yang di ikat pada bagian dalam bubu. Sebaiknya pemasangn bubu dilakukan pada senja hari dan diletakkan pada bagian sawah yang terdapat air mengalir. Belut tertarik menuju bubu karena bau amis cacing yang dibawa air. Perangkap diangkat pada ke esokan harinya dan jika beruntung, biasanya sudah terdapat belut didalamnya.

D.      Sero
Belut juga bisa ditangkap dengan sero, yakni alat tangkap ikan yang biasa dipasang secara tetap didalam air untuk jangka waktu tertentu. Alat tangkap ini terdiri dari susunan pagar-pagar bambu yang diatur dan dianyam rapi dengan fungsi untuk menuntun ikan agar masuk kelubang perangkap.
                Alat penangkap semacam ini biasanya dipasang dirawa-rawa, atau tempat lain yang banyak air. Alat penangkapnya berupa jaring berbentuk kantong. Ikan yang tertagkap tidak Cuma belut, tetapi juga udang dan berbagai jenis ikan lainnya. Sidat juga bisa ditangkap dengan perangkap ini.
                Dalam menangkap belut, perlu diusahakan agar belut tidak cacat. Sebab, belut tanpa cacat adalah belut yang dikehendaki para pedagang pengepul atau pemilik restoran. Belut yang terluka tidak akan diterima oleh mereka. Hal itu karena belut yang luka tidak dapat bertahan lama sehingga tidak dapat berok atau disimpan hidup-hidup sebelum dimasak.



KARAKTERISTIK BELUT



ternak belut


Tidak sedikit yang menyangka bahwa belut tergolong bangsa ular. Hal itu tidak mengherankan karena bentuk kepala dan badannya yang bulat memanjang. Akan tetapi, pendapat tersebut tentunya sama sekali tidak benar. Belut masih tergolong keluarga ikan yang memiliki karakteristik sendiri.
                Dalam ilmu biologi, belut termasuk jenis ikan air tawar dari famili synbranchidae dan tergolong ordo synbranchordae, yakni jenis ikan yang tak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.
                Memang badan belut bulat memanjang seperti ular, tetapi tidak bersisik. Kulitnyapun licin berlendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Gigi-giginya kecil runcing berbentuk kerucut dengan bibir berupa lipatan kulit yang lebar disekeliling mulutnya.
                Belut yang bergerak dengan cara melenggak-lenggokkan tubuhnya kekiri dan kekanan ini sebenarnya dilakukan dengan menggunakan sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor. Namun, sirip-sirip tersebut hanya berbentuk lipatan-lpatan kecil seperti kulit sehingga tidak terlihat mata. Sirip perut dan sirip dada sama sekali tidak ada. Badan belut lebih panjang dari ekor. Ekornya benar-benar pendek dan tipis, semakin ke ujung semakin kecil.
                Belut mampu hidup dalam perairan  dengan kandungan oksigen yang rendah. Oleh karena itu, belut mampu hidup dalam lumpur, dalam genangan air tawar, atau pada aliran-aliran air yang kurang deras. Bila tidak ada lingkungan yang demikian, belut masih mampu bertahan hidup dilingkungan yang becek dan gelap. Hal itu karena pada dasarnya belut kurang suka terpapar cahaya matahari.
                Berdasarkan kemampuannya mempertahankan hidup didua alam, apra ahli menggolongkan belut dalam kelompok air breathing fisher,  yaitu ikan yang mampu mengambil oksigen langsung dari udara selama musim kering tanpa air disekelilingnya. Hal itu sangat memungkinkan karena belut memiliki alat pernapasan tambahan, yakni berupa kulit tipis berlendir yang terdapat dirongga mulut. Alat tersebut secara ilmiah dinamakan buchofaring yang berfungsi untuk menyerap oksigen secara langsung  dari udara, selain insangnya sendiri yang juga bertugas untuk menghisap oksigen dari air. Kemampuan itu bisa dilihat ketika belut bertahan tinggal di liang-liang sawah yang digalinya serta sifatnya yang suka membenamkan tubuhnya didalam lumpur. Seringkali belut menyembulkan kepalanya kepermukaan air untuk menyerap oksigen dari udara secara langsung.



A.      Belut Bersifat Hermaprodit



ternak belut


Hal yang menarik pada belut adalah kelaminnya yang hermaprodit. Ikan ini tergolong kelompok hermaprodit protogini. Hermaprodit protogini merupakan pergantian kelamin dari betina ke jantan. Daur hidup pada masa juvenil masih bersifat hermaprodit. Belut muda akan memiliki kelamin betina, kemudian pada umur 6-9 bulan biasanya akan terjadi perubahan kelamin menjadi jantan.

                Belut muda praktis selalu berkelamin betina. Biasanya belut  muda berukuran antara 10-29cm, berkulit hijau muda pada punggung, dan putih kekuningan pada perut. Bentuk kepala runcing, usianya selalu dibawah 9bulan.
                Belut yang sudah tua akan selalu berkelamin jantan. Sebagian besra belut jantan berukuran lebih dari 30cm. Warna kulitnya abu-abu gelap, berkepala tumpul, dan berumur diatas 9bulan.
                Dengan sifat-sifat yang demikian, pada saat pergantian kelamin, belut bida mengalami kosong kelamin atau banci. Pada saat demikian, belut sering bersifat kanibalisme, yaitu saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.



B.      Belut, Ikan karnivora


ternak belut
Ternak Belut

Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air, misalnya serangga, siput, cacing, anak katak, dan anak ikan. Dengan demikian, belut tergolong hewan karnivora, yaitu pemakan binatang lain. Belut juga melahap benih-benih ikan karper, tawes, atau nila yang ditebar oleh petani mina padi di sawah.
Sewaktu masih kecil, belut memakan jasd renik berupa zooplankton zoobenthos pada perairan dangkal. Setelah besar, belut akan gencar melahap larva serangga,cacing, siput, berudu, dan benih ikan.

C.      Kebiasaan Membuat Lubang Perangkap
Belut sangat gemar memakan binatang hidup. Oleh karena itu, tidaklah bagi belut utntuk mencari makan. Untuk menyergap mangsanya, belut perlu membuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat dengan menggali lumpur, baik di tepi perairan maupun di tengah sawah. Lubang perangkap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Betuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.



D.      Perkembangan Belut di Alam




Secara alami, belut berkembang biak satu tahun sekali. Masa perkawinannya berlangsung amat panjang, yakni mulai musim hujan sampai awal musim kemarau, atau lamanya sekitar 4-5 bulan. Pekawinan belut terjadi pada malam hari yang panas karena mendung sehingga suhu air naik menjadi lebih dari 28 derajad celcius.
                Ketika musim perkawinan tiba, secara serentak belut (jantan) akan berenang ke berbagai arah tepian. Di perairan yang dangkal berlumpur itulah nantinya mereka menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan dibangun mirip huruf “U”. Didalam lubang tersebut belut jantan membuar gelembung-gelembung udara yang membusa dipermukaan air diatas salah satu lubangnya. Busa ini berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Sementara itu, belut jantan menanti kehadiran belut betina dilubang yang tidak diliputi busa.

                Setelah betina yang dinanti tiba, pasangan ini akan melakukan percumbuan terlebih dahulu sebelum perkawinan berlangsung. Ketika kawin, telur dari betina dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa yang mengapung pada permukaan air. Seekor induk betina dapat bertelur antara 50-4.000 butir. Telur yang sudah dibuahi akan dibawa oleh belut jantan dengan mulutnya lalu disemburkan dan diamankan didalam lubang persembunyian.

                Belut jantan bertugas menjaga telur-telur tersebut samapai menetas. Selama menjaga telur, belut jantan akan berperilaku galak dan ikan yang mendekat kesarangnya pasti diserang.
                Telur-telur belut di alam bebas akan menetas 9-10 hari setelah dibuahi pada air suhu 28-32®C. Anak-anak belut yang menetas untuk sementara diasuh oleh induk jantan. Setelah berumur 15hari, anak-anak belut sudah bisa berenang sendiri meninggalkan sarang penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari pakan sendiri ditempat lain.


Belut merupan salah satu jenis ikan yang tidak memiliki sirip dada, sirip punggung, dan sirip dubur. Ketiga srip tersebut telah berubah menjadi sembulan kulit yang tidak berjari atau beruas. Selain itu, tubuh belut tidak bersisik dan tidak bersirip perut. Letak dubur jauh kebelakang badan. Tempat hidupnya dari kecil sampai dewasa dan bertelur adalah dieperairan tawar dan berlumpur. Belut juga dapat ditemukan disungai atau rawa-rawa yang tawar maupun payau.
                Berikut adalah beberapa jenisbelut yang telah dikenal dibeberapa negara, termasuk Indonesia.
1.       Belut sawah (Monopteros albus Zuieuw, juga dikenal dengan sinonim Fluta Alba). Panjang Badannya 20kali tinggi badannya. Letak permulaan sirip punggung sedikit sedikit di belakang perut. Belut ini mempunyai tiga lengkung insang. Oleh krena banyak ditangkap di sawah, belut ini disebut belut sawah.

2.       Belut kirai atau belut rawa (ophisternon bengelense atau synbranchus benaalesis Mc. Clell). Panjang badannya 30 kali tinggi badannya. Letak pemulaan sirip punggung di muka dubur. Lubang insangnya kecil, hanya di bagian perut saja. Belut ini memiliki empat lengkung insang.
3.       Belut laut (Macrotema caligans Can). Belut ini matanya sangat kecil, bertepatan dengan tengah bibir. Lengkung insangnya ada empat buah. Letak permulaan sirip punggung bertepatan dengan dubur. Insangnya normal, dan ada satu lubang insang yang panjang.

Belut kuda (Amphipmous cuchai), terdapat di india. Belut ini memiliki kantong mirip paru-paru dari ruang insang yang meluasdi bawah kulit tengkuk dansedikit menonjol. Sebagian besar waktunya bihabiskan di luar air dengan bergelut di dalam lumpur dan rumput basah ketika mencari pakan. Selama musim kemarau,belut ini melewatkan musim kemaraunya dengan tidur di dalam lumpur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar