HABITAT HIDUP UNTUK BUDIDAYA JAMUR TIRAM
['
A.
SYARAT TUMBUH BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Sebelum memulai budidaya jamur tiram, pelajari dlu
karakteristik yang harus dipenuhi terhadap '
habitat atau kondisi lingkungan seperti apa jamur dapat hidup, tumbuh dan berkembang. Karena setiap tumbuhan membutuhkan persyaratan-persyaratan yang berbeda satu dengan yang lainnya, demikian juga terhadap budidaya jamur tiram. Hal ini dimaksudkan supaya budidaya jamur tiram dapat tumbuh secara optimal tanpa mengalami kegagalan.
habitat atau kondisi lingkungan seperti apa jamur dapat hidup, tumbuh dan berkembang. Karena setiap tumbuhan membutuhkan persyaratan-persyaratan yang berbeda satu dengan yang lainnya, demikian juga terhadap budidaya jamur tiram. Hal ini dimaksudkan supaya budidaya jamur tiram dapat tumbuh secara optimal tanpa mengalami kegagalan.
Budidaya jamur tiram memerlukan kondisi leingkungan yang
sesuai, baik temperatur (suhu), kelembapan, keasaman, cahaya, nutrisi, serta
kandungan air. Semakin mendekatu kondisi lingkungan yang alami, semakin baik
juga pertumbuhan budidaya jamur tiram.
Apabla dapat diupayakan, sebaiknya budidaya
jamur tiram dipilih lokasi atau daerah yang memiliki ketinggian antara 400-800m
dari permukaan laut (dpl). Namun tidak terutup kemungkinan , jamur tiram dapat
tumbuh pada lokasi dataran rendah yang memiliki lingkungan yang beriklim dingin (sejuk), dan njauh dari polusi. Akan
sangat menunjang budidaya jamur tiram bila berada pada lokasi yang memiliki
tingkat kelembaban cukup dan dekat pepohonan besar.
budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
2. Temperatur Budidaya Jamur Tiram
Kisaran temperatur (suhu) untuk pertumbuhan
budidaya jamur tiram adalah 15-30C. Sementara itu temperatur optimun yang
diperlukan adalah berkisar antara 22-28C. Diupayakan temperatur lingkungan
disekitar tumbuh jamur atau bedengan selalu dalam keadaan stabil. Supaya
ppertumbuhan dan perkembangan dalam budidaya jamur tiram tidak terganggu.
Selama budidaya jamur tiram dari penanaman bibit sampai mas panen, suhu ruangan
harus dipantau terus menerus. Hal ini bertujuan supaya kisaran suhu yang
dibutuhkan terpenuhi dalam membudidayakan jamur tiram.
Untuk memngetahui secara pasti keakuratan
suhu, dapat menggunkan termometer dan disarankan jangan menggunakan perasaan,
nanti akan berakibat fatal, atau pertumbuhan terganggu. Namun demikian bagi perkebunan budidaya jamur tiram
yang sudah berpengalaman cukup lama, tanpa bantuan termometer dapat diketahui
apakah suhu sudah sesuai atau belum dengan menggunakan perasaan.
Kelembapan udara berpengaruh pada
pertumbuhan budidaya jamur tiram, cepat atau lambat, sehat atau tidak sehat
pertumbuhannya. Kelembapan memegang peranan penting, sehingga harus
diperhatikan. Pada pembentukan tumbuh buah dalam budidaya jamur tiram
membutuhkan kelembapan relatif 80%. budidaya jamur tiram
Saat induksi primordia dibutuhka kelembapan
udara sebesar 95%. Meksi demikian, jamur tiram cukup toleran terhadap
kelembapan hingga 70%. Perbedaan ini meski sama-sama hidup, tumbu dan
berkembang, namun pengaruhnya terhadap percepatan tumbuh dan kualitas yang
dihasilkan dalam membudidayakan jamur tiram.
Kelembapan yang kurang memenuhi syarat
dapat diperbaiki dengan mengunakan cara lain. Cara tersebut yaitu apabila
tempat budidaya jamur tiram pada daerah yang panas, usahakan dekat dengan
pepohonan besar, dan media (dalam hal ini baglog/polibag) harus sering disiram
air, pada prinsipnya dibantu dengan metode buatan. Biasanya yang sering dialami
pembudidaya jamur tiram baru, pada budidaya tahap awal, sulit untuk mengetahui
kelembaban yang pasti, apakah sudah sesuai atau belum. Untuk mengatasi hal itu,
satu-satunya cara yang baik dan benar ialah dengan menggunakan alat untuk mengukur
kelembapan, yakni higrometer. Higrometer dipasang didalam rumah budidaya jamur
tiram.
Media yang terlalu asam atau
terlalu basa dapat menyebabkan pertumbuhan meselium dan tumbuh buah jamur tiram
terhambat. Pertumbuhan meselium dan tumbuh buah dalam budidaya jamur tiram yang
ideal pada Ph optimun antara 4-6. Jika Ph diatas 6,0 pertumbuhan dalam budidaya
jamur tiram jadi kurang bagus. Untuk mengukur secara tepat dan benar keasaman
dan kebasaan, dapat menggunakan Ph meter, namun perlu diketahui bahwa alat
tersebut harganya relatif mahal. budidaya jamur tiram
5. Kandungan Air Budidaya Jamur Tiram
Kandungan air dalam dalam media pertumbuhan
budidaya jamur tiram sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium maupun perkembangan tubuh buah jamur
tiram. Budidaya jamur tiram memerlukan subrat tubuh dengan kandungan air lebih
kurang 75%.
6. Nutrisi Budidaya Jamur Tiram
Sperti halnya tumbuhan yang lain,
jamur tiram juga memerlukan sumber nutrisi dalam bentuk unsur hara seperti H,F,S,C dan beberpa unsur penting lainnya,
dalam media tanam, sebenarnya unsur tersebut sudah tersedia walaupun tidak banyak yang di butuhkan. Jamurtiram tidak dapat menggunakan energi matahari seperti tumbuhan yang berklorofil
untuk proses biologi, tetapi menghasilkan sejumlah enzim extraseluler yang
dapat mendegradasi senyawa komplek yang dapat larut dan kemudian diserap oleh
jamur untuk nutrisi. Unsur terpenting dari media lignoselu-lose yang digunakan
untuk budidaya jamur tiram ialah selulosa, hemi selulosa dan dan lignin. budidaya jamur tiram
7. Cahaya yang dibutuh Dalam Budidaya Jamur Tiram
Budidaya jamur tiram sangat sensitif
terhadap cahaya matahari terutama cahaya matahari yang langsung. Budidaya jamur
tiram sangat tidak cocok di daerah yang sangat panas, baik panas langsung
maupun tidak langsung, oleh karena itu, biasanya rumah untuk budidaya jamur tiram dibuat sedemikian rupa tertutup, sekalipun ada lubang fentilasi,
fungsinya hanya sekedar sirkulasi udara atau terkena efek sinar matahari yang
tidak dapat dihindari secara tidak langsung.
8. Media Budidaya Jamur Tiram
Budidaya jamur tiram umumnya
dapat menggunakan berbagai macam media. Baik yang secar alami (batang pohn
berkayu) maupun media lain, seperti sebuk kayu, jerami padi , alang-alang, sisa
kertas, ampas tebu, kullit kacang dan bahan media lainnya. Karena banyakny
pilihan media tumbuh dalam membudidayakan jamur tiram, sebaiknya pilihlah media
yang paling efisien, mudah didapat, harganya murah harganya dan hasil
produksinya dapat optimal.
Dari
pemantauan, para pembudidaya jamur tiram menggunakan media dari serbuk kayu
(gergajian) dan jerami padi. Dua bahan tersebut mudah di usahakan dan harganya
relatif murah, tanpa mengurangi tingkat
produktifitas maupun mutu jamur tiram itu sendiri. Bahan baku serbuk kayu
maupun media jerami padi itu sendiri masih ditambah formula lain, yang umumnya
terdiri atas bekatul, kapur kawus, gips, pupuk TPS, dan kapas. budidaya jamur tiram
media budiya jamur tiram |
budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram, bibit jamur tiram
Dahaulu
budidaya jamur tiram masih menggunakan media tanam dari batang pohon berkayu.
Batang pohon tersebut di potong-potong antara 8 sampai 120cm, dilubangi dengan
jarak tertentu, dan bibit ditanam pada lubang tersebut. Namun ternyata bahan
media tumbuh membutuhkan lahan atau tempat tanam yang luas, sehingga cara budidaya
jamur tiram tersebut ditinggalkan. Cara budidaya jamur tiram tersebut diganti
dengan cara yang lebih praktis dan efisien, ternyata hasilnya tidak kalah,
malahan lebih ekonomis. budidaya jamur tiram
SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
A. Modal Untuk Budidaya Jamur Tiram
Modal yang dimaksud disini adalah sejumlah
investasi untuk membiayai aktifitas budidaya jamur tiram, baik berupa mdal
maupun lahan. Tanpa modal hampir mustahil suatu usaha dapat berjalan. Karena
modal merupak faktor utama. Besar kecilnya modal yang harus dikeluarkan dalam
budidaya jamur tiram ini sifatnya relatif, tidak dapat dirumuskan dengan pasti.
Semuanya bergantung pada berbagai hal dan pertimbangan . namun dengan
mempelajari dengan seksama tentang analisa usaha budidaya jamur tiram, paling
tidak dapat memberikan gambaran seberapa besar kebutuhan modal untuk memulai
usaha budidaya jamur tiram.
Sebagai langkah awal, disarankan dengan
mencoba dalam skala kecil, misalnya dengan memanfaatkan pekarangan dengan
ukuran 3x7 meter, atau 5x8 meter sudah dapat digunakan untuk usaha budidaya
jamur tiram. Mengenai peralatan, dapat menggunakan peralatan yang sangat
sederhana, misalnya drum untuk sterilisasi, drum bekas itu dapat dibeli dengan
harga murah, cangul, ember dan sekop
dapat diusahakn sendiri. Pada prisnsipnya dengan modal kecilpun dapat memulai
usaha budidaya jamur tiram asal memliki
kemauan dan niat yang kuat.
Mengenai tenaga kerja, dapat dikerjakan sendiri oleh anggota
keluarga. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar upah. budidaya jamur tiram
B.
Peralatan Budidaya Jamur Tiram
Perlu diuraikan disini, peralatan yang
digunakan dalam budidaya jamur tiram, dibagi menjadi dua bagian yaitu peralatan
untuk laboratorium pembibitan dan peralatan produksi budidaya jamur tiram.
Peralatan untuk laboratorium pembibitan perlu diusahakan apabila petani
mengerjakan proses pembibitan jamur tiram sendiri. Akan tetapi bila bibit jamur
tiram yang diperoleh dengan membeli dipengusaha penyedia bibit jamur tiram,
maka peralatan dirasa tidak perlu diusahakan. Peralatan laboratorium pendidikan
yang diperlukan terdiri atas.
a.
Autokalf atau drum, dapat diganti dandang ukuran
besar
b.
Inkubator
c.
Kotak isolasi
d.
Kompor gas, dapat diganti denga kompor biasa
e.
Ph meter, higrometer, dan termometer
f.
Tabung reaksi dan cawan petri
g.
Meja.
2.
Peralatan Produksi Budidaya jamur Tiram
Peralatan produksi yang diperlukan :
a.
Lampu spirtus
b.
Pisau skapel dan pinset
c.
Plastik polypropylene
d.
Botol-botol pipih
e.
Cincin pralon/bambu dan karet gelang
f.
Alumunium foil/plastik lembaran tahan panas
g.
Cangkul, sekop dan ember plastik
C.
Rumah Jamur Budidaya jamur tiram (kumbung)
Tempat untuk budidaya jamur tiram,
sebenarnya dapat dilakukan didalam ruangan rumah, namun dayatampungnya
kemungkinan terbatas, oleh karena itu, perlu dibangun rumah jamur yang
lokasinya dilpilih dekat dengan halaman rumah (jika memungkinkan).
Jika tidak, dapat membangun rumah budidaya
jamur tiram dilokasi tertentu yang memenuhi syarat kelembaban dan suhu
leingkungan. Rumah budidaya jamur tiram sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang
sederhana untuk menghemat biaya. Pergunakan bahan dari bambu dan anyaman dari
bambu (gedeg) untuk dinding. Ukuran kumbung budidaya jamur tiram tergantung
masing-masing petani yang disesuaikan dengan kemampuan dan luas lokasi. Didalam
kumbung budidaya jamur tiram dibuatkan rak-rak dan disekat-sekat untuk
meletakkan media tanam. Tinggi rak dibuat sedemikian rupa yang dapat memuat
kapasitas baglog yang disediakan. Tinggi rak dapat dibuat 4 sampai 6 tingkat,
sehingga akan menghemat tempat. Buatlah gang tiap-tiap baris, sehingga
memudahkan pengontrolan maupun pemeliharaan, terutama penyiraman.
budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Cara budidaya jamur tiram dengan media serbuk kayu yang
perlu diperhatikan adalah bahan media, formulasi media, cara membuat media,
inokulasi, inkubasi,, pemeliharaan dan penumbuhan.
1.
Bahan media budidaya jamur tiram
Bahan media yang digunakan untuk budidaya
jamur tiram adalah serbuk kayu, bekatul, kapur, gips dan pupuk TSP.
a.
Serbuk kayu
Budidaya jamur tiram dengan menggunakan serbuk kayu (gergajian) aling
banyak dilakukan oleh para pengusaha budidaya
jamur tiram saat ini. Pemilihan media ini disebabkan karena praktis,
bahan baku murah dan mudah didapat.
Meski dpat tumbuh pada media serbuk kayu sebagai bahan baku utama, tetapi
tidak sembarang kayu dpat digunakan. Kayu yang paling baik dari jenis kayu
sengon, kayu karet, akyu waru, kayu
jeungjing putih dan kayu jati.
Syarat kayu yang baik untuk media tanam budidaya jamur tiram adlah
sebagai berikut ini :
-
Serbuk kayu yang tidak mengandung miinyak atau
bahan kimia lain
-
Serbuk berasal ari kayu keras, daya tahan medai
tanamnya akan lebih lama, misalnya kayu jat
-
Serbuk kayu tidak bergetah, kering, bersih dan
tidak busuk
-
Serbuk kayu masih baru, akan lebih menguntungkan
-
Serbuk kayu tidak ditumbuhi jamur lain
Selain menggunakan serbuk kayu,
masih ada juga bahan tambahan atau bahan penunjang lainnya, diantaranya
bekatul, kapur, gips dan Pupuk TSP.
Bekatul sebagai campuran media tanam berfungsi sebagai nutrisi jamur
tiram dan sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Karbon digunkaan sebgai
sumber energi utama. Sedangkan nitrogen berfungi untuk mebangun meselium dan
mebangun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya. Bekatul yang disarankan
adalah yang masih baru dan tidak berbau apek atau tengik agar efektif dalam
budidaya jamur tiram.
c.
Kapur kawur
Kapur yang dimaksud dalam proses budidaya jamur tiram ini adalah kapur
yang telah mati (gamping) yang apabila diberi air tidak lagi memuai atau panas.
Kapur ini digunakan untuk menjaga keasaman media dan berfungsi sebagai sumber
mineral.
d.
Gips
Gips digunakan untuk memperkokoh media tanam dalam polibag budidaya jamur
tiram, sehingga tidak mudah hancur dan rusak. Selain itu juga berfungsi sebagai
sumber mineral.
Pupuk TSP digunakan untuk mempercepat pertumbuhan miselium dan tubuh buah
jamur tiram.
2. Formulasi Media Budidaya Jamur Tiram
Banyak alternatif yang dapat dipilih dalam
membuat formulasi media tanam dalam budidaya jamur tiram. Keberagaman formulasi
ini berdasarkan pengalaman masing-masing petani budidaya jamur tiram dalam
mempraktikkan pembuatan media tanam jamur tiram. Masing-masing meliki resep
media yang berbeda-beda. Hal ini justru akan menguntungkan para pemula untuk
memilih yang paling menguntungkan hasil produksinya dengan perbandingan biaya
dan kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan tersebut. budidaya jamur tiram
3.
Prasarana Penunjang Dalam Budidaya Jamur Tiram
Prasarana yang diperluka dalam budidaya
jamur tiram ialah kantong plastik,
pralon, kapas, dan alumunium foil atau karet.
Kantong plastik diperlukan untuk menempatkan media tanam budidaya jamur
tiram yang berisi serbuk kayu dan formulasi lainnya. Dengan menggunakan kantong
plastik, pengaturan kelembapan dan jumlah oksigen mudah dikontrol. Kantong
plastik yang digunakan dalam proses budidaya jamur tiram ini adalah jenis PP
dengan ketebalan minimal 0,4mm ukuran 17x30cm untuk media berbobot 1kg. Kantong
plastik yang telah berisi media bentuknya sama dengan bibit semai dari
tanaman-tanaman lain. Perbedaanya untuk kantong media ini ujungnya diberi leher
atau cincin dari pralon atu potongan bambu, kemudian disumbat dengan kapas.
Kantong media ini juga sisebut baglog atau log atau polibag.
b.
Pralon
Pralon atau potongan bambu diperlukan sebagai cincin atau leher polibag jamur tiram, sehingga memudahkan penutupan kantong plastik. Disamping itu dengan diberi cincin pralon, keadaan polibag menjadi lebih kuat atau kencang, dan padat. Ukuran pralon antara 2-3cm dengan diameter 1,25inch.
Kapas digunakan sebagai tutup baglog/ polibag. Penyumbatan dengan kapas
ini harus dipadatkan sehingga apabila disterilisasi tidak mudah terlepas.
d.
Alumunium Foil atau karet.
Alumunium foil atau karet digunakan untuk membungkus atau melapisi tutup
dari kapas tersebut. Untuk pelapis juga dapat menggunakan plastik PP dengan
ketebalan 0,4mm. Sementara itu karet gelang berfungsi untuk mengikat supaya
tutup polibag jamur tiram tidak terlepas
budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
4.
Cara Membuat Media Budidaya Jamur Tiram
Adapun tahapan-tahapan budidaya jamur tiram
adalah sebagai berikut :
1.
Pengayakan serbuk kayu
2.
Pencampuran formula
3.
Pembungkusan baglog (loging)
4.
Sterilisasi media
5.
Inokulasi
6.
Inkubasi
7.
Penumbuhan
8.
Pemeliharaan
9.
Panen
PANEN DAN PASCA PANEN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Sebelum hasil produksi budidaya jamur tiram dipanen, terlebih dahulu perlu diketahui
tujuan dan kebutuhan apa jamur tiram dipanen, apakah akan dijual langsung dalam
bentuk segar, apakah akan dikeringkan terlebih dahulu, atau apakah akan dikemas
dalam bentuk makanan (kripik jamur tiram). Namun akan lebih sebelum dipanen,
tentukan pasarnya terlebih dahulu, supaya begitu dipanen tidak menjasi bingung
mau diapakan atau dipasarkan kemana. budidaya jamur tiram
Jamur tiram dapat dipanaen setelah tubuh
buah mencapai ukuran optimal dan cukup besar. Pemanenan pertama, biasanya
dilakukan setelah 30hari sejak dilakukan pelubangan atau penyobekan kantong
plastik (baglog). Pada saat miselium sudah merata keseluruh permukaan polibag,
kemudian dilakukan penyobekan atau membuka tutup plastik (media budidaya jamur
tiram). Sejak itulah mulai tumbuh badan buah yang diawali dengan bentuk
benjolan-benjolan kecil, kemudian semakin membesar, sampai pertumbuhan
maksimal. Untuk panen berikutnya setiap 10hari sampai 4bulan (masa prduktif
media budidaya jamur tiram). Setelah 4bulan media budidaya jamur tiram harus diganti
baru, dapat mebeli langsung bibit jamur tiram siap tanam atau mengisi
(menginokulasi bibit induk sendiri) tergantung mana yang lebih disukai dalam
membudidayakan jamur tiram.
Dalam satu periode penanaman budidaya jamur
tiram dapat dilakukan rata-rata 10hari hingga 12 kali panen. Waktu panen untuk
setiap lokasi /daerah tidak selalu sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan
lokasi akan berpengaruh terhadap kelembapan dan temperatur. Namun dari
pengalaman pembudidaya jamur tiram, mereka memanen 10-12hari sekali, semakain
mendekati kondisi lingkungan yang ideal yang dibutuhkan untuk budidaya jamur
tiram, tentu saja masa panen jamur tiram semakin cepat dan kualitas hasil panen
budidaya jamur tiram semakin baik.
Cara memanen jamur tiram harus dilakukan
secara hati-hati. Petunjuk cara memanen jamur tiram yang benar seperti berikut
ini:
1.
Mencabut seluruh rumpun jamur tiram yang ada,
karena satu polibag itu terdiri atas beberapa cabang rumpun. Jangan melakukan
pencabutan tubuh buah jamur tiram yang dianggap besar saja.
2.
Jangan sampai memotong tubuh buah jamur tiram
nya saja dan batangnya ditinggalkan, tapi dilakukan pencabutan sampai ke
akar-akarnya. Sehingga akar jamur tiramnya tidak ada yang ketinggalan yang
menyebabkan media budidaya jamur tiram ini jadi busuk.
3.
Lakukan pencabutan jamur tiram secara hati-hati
dengan tangan, gar media tidak rusak
4.
Sebaiknya waktu memanen jamur tiram dilakukan
pada pagi hari, karena jamur tiram masih dalam kondisi segar.
5.
Setelah jamur tiram dipetik,
6.
Setelah jamur tiram dipetik, lakukan pencucian
untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada hasil budidaya jamur tiram.
Dari pengalaman petani budidaya
jamur tiram, setiap polibag jamur tiram dalam satu periode budidaya (4bulan)
dapat dipanen rata-rata 1,5 kg atau 1polibag menghasilkan 125gram jamur tiram.
B. Pasca Panen Budidaya Jamur Tiram
Hasil panen budidaya jamur tiram dapat
dijual dalam bentuk segar, kering atau melalui proses pengolahan yang dapat
dikalengkan. Biasanya dilakukan oleh exportir jamur tiram yang menerima pasokan
dari sentra-sentra budidaya jamur tiram dari petani, untuk dikalengkan. Perlu
diketahui, daya tahan jamur tiram segar hanya satu hari. Apabila tidak segera
dipasarkan dapat disimpan dilemari pendingin hingga dapat bertahan 1-2 minggu.
Untuk pengeringan hasil budidaya jamur
tiram dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari langsung atau menggunakan
alat pengeringan modern, supaya dapat tahan lebih lama. Penjemuran jamur tiram
harus benar-benar kering, supaya tidak lekas busuk atau menimbulkan bau yang
kurang sedap dan mudah terkena jasad renik atau ditumbuhi cendawan, yang dapat
mengakibatkan kerusakan, serta penurunan kualitas jamur tiram itu sendiri.
1. Pelakuan terhadap log budidaya jamur tiram
Setelah dilakukan pemetikan secara menyeluruh tubuh buahnya jamur tiram,
log-log tersebut perlu dipelihara sebagaimana langkah awal pembudidayaan jamur
tiram, yakni dilakukan penyiraman, menjaga suhu, kelembapan, dan lain-lain
sehingga log-log menghasilkan berulang-ulang jamur tiram dengan jumlah maupun
mutu yang baik yang tidak jauh dengan panen pertama budidaya jamur tiram
2.
Limbah Log Budidaya Jamur Tiram
limbah log jamur |
3. Kendala-kendala Selama Proses Budidaya Jamur Tiram
Didalam budidaya jamur tiram sering muncul kendala-kendala yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur tiram. Kendala-kendala dalam proses budidaya jamur
tiram dapat berasal dari bibit jamur tiram itu sendiri, penyakit dan hama.
Pembelian bibit jamur tiram dari perusahaan/pengusaha pembibitan
sebaiknya harus diperhatikan kualitas bibit jamur tiram dan masa kadaluarsanya.
Bila memperoleh bibit jamur tiram yang kadaluarsa, tentu saja akan merugikan
petani budidaya jamur tiram, karena akan mengakibatkan pertumbuhan jamur
tiram kurang bagus dan lambat, bahkan
akibat paling parah tidak muncul sama sekali tunasnya/gagal dalam budidaya
jamur tiram. Ubibntuk mengantisipasi hal tersebut, pembelian bibit jamur tiram
harus meperhatikan mutu dan masa kadaluarsanya.
b.
Penyakit Jamur Tiram
Penyakit yang mungkin muncul atau yang di alami pembudidaya jamur tiram
pada saat pertumbuhan miselium adalah munculnya jamur-jamur liar. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya sterilisasi, baik suhu yang kurang sesuai ataupun
waktu sterilisasi kurang lama sehingga terjadi kontaminasi. Bila hal ini
terjadi, sebaiknya segala peralatan yang digunakan harus benar-benar
disterilkan termasuk lingkungan budidaya jamur tiram
c.
Hama Jamur Tiram
Hama
yang sering muncul dan menyerang media tanam dan badan buah jamur tiram adlah
sejenis lalat. Apabila dibiarkan, pertumbuhan jamur tiram menjadi terganggu.
Untuk mencegah masuknya lalat dalam rumah tempat budidaya jamur tiram, dengan
memasang kawat kasa ditempat lubang fentilasi kumbung budidaya jamur tiram,
serta sering melakukan pembersihan lantai dan sekeliling kumbug budidaya jamur
tiram.
PEMASARAN JAMUR TIRAM
Pasar jamur tiram masih terbentang luas, terutama untuk
orientasi ekspor, sperti taiwan, hongkong, jepang, inggris, dana masih banyak
lagi dikawasan Asia Tenggara sendiri. Persoalan mendasar adalah masih minimnya
suplai jamur tiram dari pengusaha budidaya jamur tiram. Banyak eksportir jamur
terutama jamur tiram sesungguhnya menunggu dari para pembudidaya jamur tiram,
namun sekali lagi budidaya jamur tiram ini belum memasyarakat. Pengetahuan
tentang cara budidaya jamur tiram masih kurang dan belum tersosialisasi penyebarannya
dikawasan Indonesia. Kebutuhan dalam negeri sediri cukup tinggi, dengan
banyaknya turis asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini mendorong tingginya
permintaan akan jamur tiram, karena diluar negeri jamur tiram sudah menjadi santapan
sehari-hari.
pemasaran jamur tiram |
Pemasaran jamur tiram hasil panen dapat dijual dalam bentuk
segar, kering, maupun melalui proses pengolahan. Jaringan pasarnya dapat
ditempuh melalui berbagai cara, diantaranya koperasi, pedagang pengepul, pasar
swalayan, pasar tradisional, restoran, hotel, eksportir dan door to door.
1. Koperasi
Untuk membantu kelancaran hasil produksi
budidaya jamur tiram, sebaiknya petani/ pembudidaya jamur tiram masuk menjadi
anggota koperasi (plasma). Sehingga ada kepastian hasil panen jamur tiramnya
dapat ditampung, selain dimanfaatk sebagai ajang tukar pikiran antara plasma
budidaya jamur tiram juga dapat digunakan sebagai pembanding mana yang harganya
tinggi.
2. Pedagang Pengepul Jamur Tiram
Pemasaran hasil budidaya jamur tiram dapat
dilakukan melalui pedagang pengepul jamur tiram. Biasanya pedagang pengepul
budidaya jamur tiram ini selalu memonitor sentra-sentra jamur tiram untuk
membeli hasil panen jamur dari petani budidaya jamur tiram, kemudian mereka
jual ke pabrik atau kehotel-hotel yang telah menjadi langganan jamurnya.
Apabila dapat menembus langsung ke pasar
swlayan, keuntungannya adalah harga lebih tinggi, namun tidak jarang sistem
pembayarannya dalam bentuk konsinyasi.
4.
Pasar Tradisional
Pemasaran hasil budidaya jamur tiram dapat
dilakukan secara langsung ke pasar-pasar tradisional. Keuntungannya, mengurangi
mata rantai sehingga kemungkinan harga jamurnya cukup tinggi.
5.
Restoran
Biasanya restoran-restoran besar banyak
mebutuhkan jamur dalam berbagai jenis, termasuk jamur tiram. Hal ini dapat
ditempuh dengan menawarkan langsung kerestoran yang jumlahnya cukup banyak di
kota.
6. Hotel-Hotel
Pemasaran hasil budidaya jamur tiram dapat
dilakukan langsung dengan menawarkan ke hotel-hotel, terutama ke hotel-hotel
berbintang. Sebagimana diketahui, hotel-hotel berbintang tidak jarang ditemui
turis-turis asing yang menginap, sehingga menu makan yang disajikan tidak emnutup kemungkinan menggunakan jamur
tiram sebagai variasi masakan. Tentu saja dibutuhkan teknik bagaimana cara menawarkan
ke hotel-hotel hasil budidaya jamur tiram.
Di Indonesia cukup banyak eksportir
konsumsi jamur dari berbagai jenis yang dapat dibidik untuk alternatif
pemasaran. Dan biasanya permintaan jamur tiram dalam jumlah besar.
8.
Door To Door
Hasil panen budidaya jamur tiram juga dapat
dijual dari rumah kerumah, komplek perumahan yang biasanya langsung berhadapan
dengan konsumen akhir, harga jamur tiram bisa tinggi.
Harga jamur tiram baik dalam bentuk segar,
kering ataupun sudah dalam bentuk kripik jamur tiram sifatnya fluktasi. Harga
hasil budidaya jamur tiram disetiap daerah tidak selalu sama. Sehingga tidak
dapat dijelaskan secara pasti harga standarnya. Semakin banyak pembudidaya
jamur tiram di suatu daerah maka semaking murah harga jamurnya, sebaliknya
semakin jarang pembudidaya jamur tiram di suatu daerah maka semakin tinggi
harga jamur tiram di daerah tersebut.
Alternatif lain pemasaran jamur tiram dapat
dilakukan dengan cara dibuat keripik jamur, yakni dikeringkan, ditambah
bumbu-bumbu kemudian digoreng, dan dikemas dalam kantong plastik, supaya nilai
jual jamur tiram nya tinggi . kantong plasti juga bisa di cetak gambar dan
tulisan yang menarik, setelah itu bisa dijual ke toko-toko dan supermarket.
Sekarangpun banyak dijumpai dipasaran atau swalayan keripik hsil budidaya jamur tiram.
Bagaimana kita dapat bibitnya yg sdh dipolibhet?
BalasHapusthanks very much
BalasHapusجزاكم الله خيرا كتير
thanks
Hapus