Di alam,
belut ditangkap secar musiman. Artinya, pengakapan belut tidak dilakukan secara
rutin sepanjang tahun. Perburuan belut biasanya paling banyak dilakukan pada
waktu musim tanam padi dan berakhir setelah
tanaman padi berumur 1-1,5 bulan. Pengkapan dilakukan dengan berbagai macam
cara, seperti ngobor, pasang poso/bubu, ngurek, sero atau mengkap dengan tangan
saja. Dikalangan pemburu belut, para pemburu belut lazim disebut looker.
A. Ngobor Belut
ngobor belut |
Penangkapan belut
secara ngobor tidak bisa dilakukan disembarang waktu, perlu dipilih keadaan
cuaca yang menguntungkan. Pada malam hari, belut tidak akan keluar dari sarang
apabila hujan, angin bertiup kencang, serta pada saat terang bulan. Penangkapan
belut dengan ngobor biasanya dilakukan pukul 20.00 sampai pukul 24.00. akan
tetapi ada juga yang melakukannya sampai pukul 02.00 dini hari. Penangkapan
belut secara ngobor memerlukan peralatan sebagai berikut.
1.
Lampu petromaks atau obor minyak tanah
Alat penerangan ini sangat penting karena tanpa
bantuan cahaya pasti akan sulit bagi pemburu untuk menangkap belut buruannya.
Bagi belut yang berkeliaran pada malam hari diatas permukaan lumpur sawah akan
mendadak berhenti bila terkena cahaya. Saat demikian merupakan kesempatan yang
bagus bagi para pemburu untuk menangkap
belut secara mudah
2.
Alat pemukul dari kayu
Alat pemukul berguna untuk memukul belut, tetapi
jangan terlalu keras. Belut cukup dibuat klenger alias pingsan. Jika belut
dipukul keras sampai mati, akan membuatnya mudah rusak dan membusuk
selanjutnya, belut dipungut dengan tangan. Bagi yang sudah ahli, menangkap
belut jarang sekali menggunakan pukulan. Belut cukup dipegang kepalanya dengan
tangan, lalu langsung dimasukkan kedalam ember.
3.
Ember berisi air
Ember dan air berfungsi sebagai alat penampung hasil
tangkapan. Air dapat mempercepat belut siuman dari pingsan. Volume air diember
sekitar 1/3 dari ketinggian ember.
Berburu belut secara ngobor paling tidak dilakukan oleh 2-3 orang.
Mereka berjalan dipetak-petak sawah secara berderet. Satu orang memegang lampu,
sedangkan lainnya sebagai penangkap atau pemegang ember.
Pada malam hari, belut tidak
bersembunyi di liang, tetapi kelur dengan posisi menelentang santai diatas
permukaan lumpur sawah dan masih dibawah permukaan air. Bagian perut menghadap
ke atas. Ciri, sifat, sifat dan warna belut yang kekuning-kuningan ini sangat
membantu pemburu belut dalam membedakan ikan berlendir ini dengan ular.
Ketika perburuan pada satu petak
sawah selesai, selanjutnya berpindah pada petak sawah lainnya. Penangkapan
belut dengan cara ngobor ini banyak dilakukan didaerah persawahan sepanjang
Pantura (pantai utara jawa), seperti Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.
B. Ngurek Belut
ngurek belut |
Belut juga bisa ditangkap dengan pancing tanpa
tangkai, jadi cukup senar dan mata pancing saja. Umpan yang dipakai menggunakan
cacing atau anak katak. Umpan di ikat pada mata kail, lalu langsung dimasukkan
pada lubang persembunyian belut.
Memancing
belut serupa itu bisa dilakukan kapan saja, pagi, siang atau sore hari.
Biasanya, hasil yang diperoleh berupa belut yang berukuran besar dengan panjang
lebih dari 30cm. Kegiatan ini biasanya akan diperoleh belut yang teluka karena
mata kail yang dipakai. Oleh karena itu, biasanya belut hasil pancingan ini
akan dikonsumsi sendiri. Kegiatan ngurek ini sering dilakukan oleh anak gembala
sambil menjaga gembalaannya.
C. Bubu Belut
Bubu Belut |
Cara lain menangkap belut adalah dengan cara
memasang bubu atau poso. Bubu atau poso adalah perangkap ikan yang terbuat dari
anyaman bambu yang berbentuk bumbung. Alat penangkap ikan ini bisa dibuat
dengan satu atau dua pintu
Untuk
menarik perhatian belut, didalam bubu diberi umpan berupa segumpal cacing,
umpan cacing ditusuk dengan tangkai rumput yang di ikat pada bagian dalam bubu.
Sebaiknya pemasangn bubu dilakukan pada senja hari dan diletakkan pada bagian
sawah yang terdapat air mengalir. Belut tertarik menuju bubu karena bau amis
cacing yang dibawa air. Perangkap diangkat pada ke esokan harinya dan jika
beruntung, biasanya sudah terdapat belut didalamnya.
D.
Sero
Belut juga bisa ditangkap dengan sero, yakni alat
tangkap ikan yang biasa dipasang secara tetap didalam air untuk jangka waktu
tertentu. Alat tangkap ini terdiri dari susunan pagar-pagar bambu yang diatur
dan dianyam rapi dengan fungsi untuk menuntun ikan agar masuk kelubang
perangkap.
Alat
penangkap semacam ini biasanya dipasang dirawa-rawa, atau tempat lain yang
banyak air. Alat penangkapnya berupa jaring berbentuk kantong. Ikan yang
tertagkap tidak Cuma belut, tetapi juga udang dan berbagai jenis ikan lainnya.
Sidat juga bisa ditangkap dengan perangkap ini.
Dalam
menangkap belut, perlu diusahakan agar belut tidak cacat. Sebab, belut tanpa
cacat adalah belut yang dikehendaki para pedagang pengepul atau pemilik
restoran. Belut yang terluka tidak akan diterima oleh mereka. Hal itu karena
belut yang luka tidak dapat bertahan lama sehingga tidak dapat berok atau
disimpan hidup-hidup sebelum dimasak.
KARAKTERISTIK BELUT
Tidak
sedikit yang menyangka bahwa belut tergolong bangsa ular. Hal itu tidak
mengherankan karena bentuk kepala dan badannya yang bulat memanjang. Akan
tetapi, pendapat tersebut tentunya sama sekali tidak benar. Belut masih
tergolong keluarga ikan yang memiliki karakteristik sendiri.
Dalam ilmu biologi, belut
termasuk jenis ikan air tawar dari famili synbranchidae dan tergolong ordo
synbranchordae, yakni jenis ikan yang tak mempunyai sirip atau anggota lain
untuk bergerak.
Memang badan belut bulat
memanjang seperti ular, tetapi tidak bersisik. Kulitnyapun licin berlendir.
Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Gigi-giginya kecil runcing berbentuk
kerucut dengan bibir berupa lipatan kulit yang lebar disekeliling mulutnya.
Belut yang bergerak dengan cara
melenggak-lenggokkan tubuhnya kekiri dan kekanan ini sebenarnya dilakukan
dengan menggunakan sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor. Namun,
sirip-sirip tersebut hanya berbentuk lipatan-lpatan kecil seperti kulit
sehingga tidak terlihat mata. Sirip perut dan sirip dada sama sekali tidak ada.
Badan belut lebih panjang dari ekor. Ekornya benar-benar pendek dan tipis,
semakin ke ujung semakin kecil.
Belut mampu hidup dalam
perairan dengan kandungan oksigen yang
rendah. Oleh karena itu, belut mampu hidup dalam lumpur, dalam genangan air
tawar, atau pada aliran-aliran air yang kurang deras. Bila tidak ada lingkungan
yang demikian, belut masih mampu bertahan hidup dilingkungan yang becek dan
gelap. Hal itu karena pada dasarnya belut kurang suka terpapar cahaya matahari.
Berdasarkan kemampuannya
mempertahankan hidup didua alam, apra ahli menggolongkan belut dalam kelompok air breathing fisher, yaitu ikan yang mampu mengambil oksigen
langsung dari udara selama musim kering tanpa air disekelilingnya. Hal itu
sangat memungkinkan karena belut memiliki alat pernapasan tambahan, yakni
berupa kulit tipis berlendir yang terdapat dirongga mulut. Alat tersebut secara
ilmiah dinamakan buchofaring yang
berfungsi untuk menyerap oksigen secara langsung dari udara, selain insangnya sendiri yang
juga bertugas untuk menghisap oksigen dari air. Kemampuan itu bisa dilihat
ketika belut bertahan tinggal di liang-liang sawah yang digalinya serta
sifatnya yang suka membenamkan tubuhnya didalam lumpur. Seringkali belut
menyembulkan kepalanya kepermukaan air untuk menyerap oksigen dari udara secara
langsung.
A. Belut Bersifat Hermaprodit
Hal yang menarik pada belut adalah kelaminnya yang
hermaprodit. Ikan ini tergolong kelompok hermaprodit protogini. Hermaprodit
protogini merupakan pergantian kelamin dari betina ke jantan. Daur hidup pada
masa juvenil masih bersifat hermaprodit. Belut muda akan memiliki kelamin
betina, kemudian pada umur 6-9 bulan biasanya akan terjadi perubahan kelamin
menjadi jantan.
Belut
muda praktis selalu berkelamin betina. Biasanya belut muda berukuran antara 10-29cm, berkulit hijau
muda pada punggung, dan putih kekuningan pada perut. Bentuk kepala runcing,
usianya selalu dibawah 9bulan.
Belut
yang sudah tua akan selalu berkelamin jantan. Sebagian besra belut jantan
berukuran lebih dari 30cm. Warna kulitnya abu-abu gelap, berkepala tumpul, dan
berumur diatas 9bulan.
Dengan
sifat-sifat yang demikian, pada saat pergantian kelamin, belut bida mengalami
kosong kelamin atau banci. Pada saat demikian, belut sering bersifat
kanibalisme, yaitu saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.
B. Belut, Ikan karnivora
Ternak Belut |
Secara alamiah belut memakan berbagai
jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air, misalnya serangga, siput,
cacing, anak katak, dan anak ikan. Dengan demikian, belut tergolong hewan
karnivora, yaitu pemakan binatang lain. Belut juga melahap benih-benih ikan
karper, tawes, atau nila yang ditebar oleh petani mina padi di sawah.
Sewaktu masih
kecil, belut memakan jasd renik berupa zooplankton zoobenthos pada perairan
dangkal. Setelah besar, belut akan gencar melahap larva serangga,cacing, siput,
berudu, dan benih ikan.
C.
Kebiasaan Membuat Lubang Perangkap
Belut sangat gemar memakan binatang hidup. Oleh
karena itu, tidaklah bagi belut utntuk mencari makan. Untuk menyergap
mangsanya, belut perlu membuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat dengan
menggali lumpur, baik di tepi perairan maupun di tengah sawah. Lubang perangkap
ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Betuk lubang
mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.
D.
Perkembangan Belut di Alam
Secara alami, belut berkembang biak satu tahun
sekali. Masa perkawinannya berlangsung amat panjang, yakni mulai musim hujan
sampai awal musim kemarau, atau lamanya sekitar 4-5 bulan. Pekawinan belut
terjadi pada malam hari yang panas karena mendung sehingga suhu air naik
menjadi lebih dari 28 derajad celcius.
Ketika
musim perkawinan tiba, secara serentak belut (jantan) akan berenang ke berbagai
arah tepian. Di perairan yang dangkal berlumpur itulah nantinya mereka menggali
lubang perkawinan. Lubang perkawinan dibangun mirip huruf “U”. Didalam lubang
tersebut belut jantan membuar gelembung-gelembung udara yang membusa
dipermukaan air diatas salah satu lubangnya. Busa ini berguna untuk menarik
perhatian lawan jenisnya. Sementara itu, belut jantan menanti kehadiran belut
betina dilubang yang tidak diliputi busa.
Setelah
betina yang dinanti tiba, pasangan ini akan melakukan percumbuan terlebih
dahulu sebelum perkawinan berlangsung. Ketika kawin, telur dari betina
dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa yang mengapung pada permukaan air.
Seekor induk betina dapat bertelur antara 50-4.000 butir. Telur yang sudah
dibuahi akan dibawa oleh belut jantan dengan mulutnya lalu disemburkan dan
diamankan didalam lubang persembunyian.
Belut
jantan bertugas menjaga telur-telur tersebut samapai menetas. Selama menjaga
telur, belut jantan akan berperilaku galak dan ikan yang mendekat kesarangnya
pasti diserang.
Telur-telur
belut di alam bebas akan menetas 9-10 hari setelah dibuahi pada air suhu
28-32®C. Anak-anak belut yang menetas untuk sementara diasuh oleh induk jantan.
Setelah berumur 15hari, anak-anak belut sudah bisa berenang sendiri
meninggalkan sarang penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari
pakan sendiri ditempat lain.
Belut
merupan salah satu jenis ikan yang tidak memiliki sirip dada, sirip punggung,
dan sirip dubur. Ketiga srip tersebut telah berubah menjadi sembulan kulit yang
tidak berjari atau beruas. Selain itu, tubuh belut tidak bersisik dan tidak
bersirip perut. Letak dubur jauh kebelakang badan. Tempat hidupnya dari kecil
sampai dewasa dan bertelur adalah dieperairan tawar dan berlumpur. Belut juga
dapat ditemukan disungai atau rawa-rawa yang tawar maupun payau.
Berikut adalah beberapa jenisbelut yang telah dikenal dibeberapa negara, termasuk Indonesia.
1.
Belut sawah (Monopteros albus Zuieuw, juga
dikenal dengan sinonim Fluta Alba). Panjang Badannya 20kali tinggi badannya.
Letak permulaan sirip punggung sedikit sedikit di belakang perut. Belut ini
mempunyai tiga lengkung insang. Oleh krena banyak ditangkap di sawah, belut ini
disebut belut sawah.
2.
Belut kirai atau belut rawa (ophisternon
bengelense atau synbranchus benaalesis Mc. Clell). Panjang badannya 30 kali
tinggi badannya. Letak pemulaan sirip punggung di muka dubur. Lubang insangnya
kecil, hanya di bagian perut saja. Belut ini memiliki empat lengkung insang.
3.
Belut laut (Macrotema caligans Can). Belut ini
matanya sangat kecil, bertepatan dengan tengah bibir. Lengkung insangnya ada
empat buah. Letak permulaan sirip punggung bertepatan dengan dubur. Insangnya
normal, dan ada satu lubang insang yang panjang.
Belut kuda (Amphipmous cuchai), terdapat di india.
Belut ini memiliki kantong mirip paru-paru dari ruang insang yang meluasdi
bawah kulit tengkuk dansedikit menonjol. Sebagian besar waktunya bihabiskan di
luar air dengan bergelut di dalam lumpur dan rumput basah ketika mencari pakan.
Selama musim kemarau,belut ini melewatkan musim kemaraunya dengan tidur di
dalam lumpur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar